Minggu, Januari 10, 2010

Adhyaksa : Stadion Akan Siap Untuk Piala Dunia 2022



Jakarta - Salah satu syarat utama sebuah negara mengajukan diri sebagai calon tuan rumah Piala Dunia adalah sanggup menyediakan stadion berstandar sangat tinggi versi FIFA. Punyakah Indonesia?

FIFA punya aturan bahwa untuk menghajat Piala Dunia, stadion yang digunakan minimal berkapasitas 40 ribu tempat duduk. Khusus untuk laga pembukaan dan final, stadion itu harus bisa menampung sedikitnya 80 ribu penonton.

Itu baru dalam hal kapasitas, belum termasuk sarana dan fasilitas penunjang yang lain,mulai dari rumput, dressing room, shower room, sampai hal-hal lain di luar stadion seperti transportasi dan lain-lain.

Di Eropa, misalnya, sebagaimana diketahui sangat rapi dalam hal kemudahan akses calon penonton buat ke stadion sehingga tidak menimbulkan macet di hari pertandingan, juga sistem parkir yang bagus dan lain-lain.

Maka ketika PSSI mengajukan proposal pencalonan diri sebagai tuan rumah Piala Dunia 2018 atau 2022, stadion adalah salah satu masalah terbesar yang sangat gampang dipertanyakan. Siapkah Indonesia menyediakan minimal delapan stadion berstandar FIFA?

Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault mengutarakan keyakinannya. "Harap dicatat, stadion bagus di Indonesia itu bukan cuma Gelora Bung Karno," ujarnya dalam wawancara dengan detiksport, Kamis (29/1/2009).

Ia lalu menyebut beberapa stadion lain yang sudah berdiri sesuai standar internasional, yakni Gelora Sriwijaya di Jakabaring, Sumatera Selatan, dan Stadion Palaran, yang tahun lalu dipakai untuk PON XVII di Samarinda.

"Juga kita akan punya stadion bagus lain di Gede Bage (Bandung), Tenggarong (Kutai Kertanegara), dan Banten. Saya rasa kita bisa (menggelar Piala Dunia). Dan untuk menyempurnakannya kita masih punya banyak waktu," tukas Menteri.

Ia lalu menyebut contoh Piala Asia 2007 di Jakarta. Presiden AFC Mohamed bin Hammam dikatakan Adhyaksa akhirnya merasa puas dengan GBK yang dalam waktu satu tahun bisa memenuhi standar yang ditetapkan badan sepakbola tertinggi di Asia itu.

Satu hal yang ingin ditekankan Adhyaksa terkait pencalonan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia adalah pengalaman.

"Selama saya jadi menteri, kita bisa menggelar A1GP dua kali (di Sentul), satu kali GP2 Asia, Piala Asia (2007), dan bikin sirkuit (jalanan) di Lippo Karawaci. Artinya, kita bisa kok menyelenggarakan event-event internasional," pungkas Adhyaksa.

Tidak ada komentar:

Copyright

Protected by Copyscape Original Content Validator
Blog ini telah dilindungi dariPenjiplakan atau Plagiarizing. Jadi jika blog/website anda mengcopy content dari blog ini silahkan cantumkan sumber dan direct linknnya. Agar terhindar dari Banned oleh Google.