Jumat, Desember 11, 2009

Menunggu Dukungan Pemerintah



Begitu memasuki arena media ekspo negara peserta penawaran tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022, Wakil Sekretaris Jenderal PSSI Timmy Setiawan sempat tersentak. ”Kok, bisa kami menempati stan tepat di tengah seperti ini,” ujarnya.

Entah kepada siapa Timmy menanyakan itu, tetapi yang jelas stan atau booth Indonesiaterletak berhadapandengan layar lebar,tempat penayangan video seluruh negara peserta penawaran. Jawaban diplomatis diperolehdari Dale Cupido, pimpinan InteractiveAfrica, penyelenggara kegiatan ini.

”Saya hanya melaksanakan apa yang orang FIFA putuskan. Hanya itu tugas saya, termasuk lokasi flash interview,” ujar Cupido.

Stan Indonesia tepat berada di tengah dari 11 negara peserta penawaran, diapit stan Jepang dan Inggris. Bahkan, tempat wawancara singkat atau flash interview tepat berada di pintu masuk utama arena pameran.

Cupido yang mengaku pernah ke Bali ini juga tidak tahu mengapa FIFA menempatkan stan Indonesia di tempat yang amat mudah terlihat. ”Anda beruntung karena Rusia, Qatar, atau Spanyol dan Portugal saja, ada di samping. Memang stan AS lebih strategis karena tepat di pintu utama,” katanya.

Untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022, Indonesia harus bersaing dengan tiga negara Asia, yaitu Qatar, Jepang, dan Korea Selatan, serta Australia dan Amerika Serikat. Wartawan Portugal, Carlos Rodrigues, mengatakan, peluang Indonesia memenangi penawaran cukup besar jika FIFA menetapkan Piala Dunia 2018 digelar di Eropa.

”Dari empat negara Asia, tinggal Indonesia yang belum pernah menggelar Piala Dunia. Amerika Serikat pun sudah pernah. Jadi, saingan terberat datang dari Australia yang dari segi infrastruktur dan organisasi jauh lebih bagus dibandingkan Indonesia,” katanya.

Dia menambahkan, Qatar akan sulit memenangi penawaran karena berbagai alasan. ”Siapa yang akan menonton Piala Dunia di sana karena penduduknya sedikit dan udaranya amat panas bagi kami orang Eropa,” ujarnya.

Sama seperti Cupido, Rodrigues juga menduga ada pesan khusus yang ingin disampaikan FIFA dengan menempatkan stan Indonesia yang cukup strategis. ”Anda beruntung. Dan, memang saya melihat Indonesia punya peluang, mengingat Jepang dan Korea Selatan sudah pernah jadi tuan rumah,” ujarnya.

Namun, keberuntungan saat media ekspo tidak akan berarti banyak tanpa kesungguhan melaksanakan seluruh tahapan penawaran oleh PSSI. ”Kalau saya melihat, tidak ada lagi titik balik bagi PSSI, kecuali mengikuti seluruh agenda FIFA terkait bidding ini. Itu yang akan menjadi agenda kami seusai pelaksanaan media ekspo ini,” ujar Timmy.

Timmy, yang juga arsitek, melihat agenda yang harus diselesaikan PSSI dalam waktu dekat terkait dengan penerbitan Bid Book (buku penawaran) yang berisi antara lain dukungan pemerintah, baik kota, kabupaten, provinsi, maupun pemerintah pusat. ”Setahu saya lobi-lobi sudah dilakukan, tetapi sejauh mana hasilnya saya tidak tahu,” ujarnya.

Dibandingkan dengan Afrika Selatan, menurut Timmy, Indonesia jauh lebih siap menggelar Piala Dunia. Paling tidak, Indonesia telah memiliki tiga stadion yang sesuai dengan standar FIFA, yaitu Palaran (Samarinda), Jakabaring (Palembang), dan Stadion Utama (Jakarta). ”Setahu saya, dua stadion, yakni Gede Bage (Bandung) dan Pekanbaru, yang akan menjadi tuan rumah PON, juga akan membangun stadion. Tinggal bagaimana PSSI memberikan supervisi agar keduanya dibangun sesuai standar FIFA,” ujarnya.

Soal peringkat tim nasional PSSI, Timmy mengatakan, tidak menjadi ukuran utama. ”Afsel sekarang ini kalau tidak salah berada di urutan ke-87 FIFA. Dan, ingat prestasi itu dicapai setelah Afsel mendapat bantuan program dari FIFA sejak negara itu ditetapkan menjadi tuan rumah,” ujarnya.

Konsultan Penawaran Indonesia, Michel G Bucchini, menyatakan, tidak ada hubungan antara peringkat FIFA dan penyelenggaraan Piala Dunia. ”Keduanya terpisah dan itu dua persoalan yang berbeda,” ujar pria asal Swiss ini.

Memang, persiapan Afsel menjadi tuan rumah belum mulus. Stadion Cape Town sampai saat ini belum selesai kendati Piala Dunia tinggal enam bulan lagi. Bahkan, di seluruh kota penyelenggara, seperti Cape Town, Johannesburg, Bloomfontein, atau Port Elizabeth, sampai saat ini belum memiliki sarana angkutan umum.

”Pemerintah masih belum punya solusi terkait sarana angkutan umum di Cape Town ini. Malah pernah ada demonstrasi besar-besaran ketika pemerintah berencana membuat transportasi massal,” ujar Pelaksana Konsul Jenderal Indonesia di Cape Town Dharmaginta Thanos.

Timmy menambahkan, prestasi sepak bola Afsel bisa menjadi juara Afrika setelah mendapat bantuan dari manajemen dan program dari FIFA. ”Kita dulunya hanya tahu kalau sepak bola Afrika itu diwakili Kamerun, Nigeria, atau Ghana yang telah ikut Piala Dunia sejak awal 1990-an. Sekarang Afsel pun sudah mulai bicara di tingkat regional,” ujarnya.

Timmy ingin mengatakan, dengan menjadi tuan rumah Piala Dunia, prestasi sepak bola dalam negeri Afsel juga ikut terangkat. ”Itu yang kurang diperhitungkan masyarakat dalam negeri kita. Tentu semua itu dapat dicapai dengan bantuan FIFA,” ujarnya.

Semua rasa optimistis itu akan tidak berarti jika PSSI tidak mendapat dukungan dari pemerintah. Bayangkan, untuk membuat buku penawaran, FIFA mensyaratkan persetujuan tertulis dari pemerintah kabupaten atau kota, provinsi, dan rekomendasi pemerintah pusat, terkait dengan semua kegiatan kepanitiaan, wajib hukumnya.

”Ya, itu memang syarat yang harus dipenuhi. Tetapi, sekali lagi, PSSI sudah tidak bisa mundur kecuali mengikuti seluruh tahapan pelaksanaan penawaran ini,” ujar Timmy.

Sudah banyak permintaan dukungan kepada pemerintah terkait beberapa proyek di dalam negeri yang ternyata tidak membuahkan hasil. Dalam proyek listrik 10.000 megawatt atau monorel di Jakarta, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak pernah mengeluarkan surat jaminan seperti yang diminta investor asing. Akankah dalam penawaran menjadi tuan rumah Piala Dunia, Presiden Yudhoyono akan memberikan dukungannya?

Itu akan terjawab saat PSSI harus menyerahkan buku penawaran bulan Mei kepada FIFA. Mari kita tunggu!!!

Sumber : www.kompas.co.id

Tidak ada komentar:

Copyright

Protected by Copyscape Original Content Validator
Blog ini telah dilindungi dariPenjiplakan atau Plagiarizing. Jadi jika blog/website anda mengcopy content dari blog ini silahkan cantumkan sumber dan direct linknnya. Agar terhindar dari Banned oleh Google.